Majalah – Penutupan pabrik bata di Purwakarta telah menjadi titik balik penting bagi PT Sepatu Bata Tbk dan karyawannya. Di awal Mei 2024, lebih dari 200 karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah perusahaan memutuskan untuk menutup fasilitas produksi mereka karena penurunan permintaan dan kerugian berkelanjutan.
Pabrik Bata dan Kesepakatan Pesangon
Pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening ini telah lama menjadi salah satu sumber produksi sepatu Bata di Indonesia. Meski demikian, pekerja yang di-PHK tidak ditinggalkan tanpa kompensasi. Kesepakatan telah dicapai antara manajemen dan pekerja mengenai pesangon yang setara dengan satu kali ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja.
Strategi Pasca-Penutupan Pabrik
Hatta Tutuko, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bata, menegaskan bahwa penutupan pabrik merupakan bagian dari strategi restrukturisasi untuk memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang. Bata berencana mengintegrasikan lebih banyak produk yang dirancang dan dikembangkan di Indonesia melalui kerja sama dengan pabrik mitra lokal.
Baca Juga : Cara Bermain Crypto Tanpa Modal: Strategi dan Tips
Selanjutnya, perusahaan juga akan meningkatkan operasi omnichannel untuk menggabungkan pengalaman belanja fisik dan online, menjaga kualitas produk yang disajikan kepada konsumen Indonesia. Transformasi ini tidak hanya respons terhadap tantangan saat ini tetapi juga upaya memperkuat posisi Bata dalam industri alas kaki yang kompetitif.
Penyesuaian ini diharapkan dapat mendukung Bata dalam navigasi perubahan perilaku konsumen yang terjadi begitu cepat, terutama pasca-pandemi COVID-19 yang telah mengubah banyak aspek industri ritel.
Baca Juga : Apa Itu Bisnis Model Canvas?
Kami berharap informasi ini membantu Anda memahami lebih dalam tentang perubahan yang terjadi di PT Sepatu Bata Tbk. Terus ikuti berita kami untuk update lebih lanjut mengenai dunia industri dan tenaga kerja. Terima kasih telah membaca.